Senin, 09 Desember 2013

Kumpulan Pantun Berbalas

1. Pergi jauh mencari lahan
Gadis cantik membawa salak
Sakit hati tiada tertahan
Karna cintaku telah kau tolak

Mulut bisu kehabisan kata
Seberkas cahaya di sudut kota
Bukannya aku tak pernah cinta
Tapi ku harus kejar cita-cita

Buah salak terasa masam
Gadis datang tersipu malu
Tak semudah itu cintaku padam
Ku berjanji tuk menunggumu

Tuan berjalan merogok saku
Menangis karna tersandung batu
Sabarlah engkau menunggu daku
Yakinlah kelak kita kan bersatu

2.Harum rambut sang gadis manis
Terasa duka ditinggal mati
Beribu kenangan telah terlukis
Tak mungkin mudah untuk terganti

Sakit hati menangis haru
Perih jari terkena paku
Walau kelak dapat kawan baru
Berjanjilah tuk tidak melupakanku

Belajar sulit tanpa buku
Rumah terbuka terima tamu
Dapat kau yakin itu janjiku
Tak akan pernah melupakanmu

Gelap sirna terkena lampu
Tampak gadis tersipu malu
Senang hati dengar ucapmu
Membuat tenang ditinggalkanmu

3. Puisi indah milik penyair
Karya terbaik berjudul ikan
Air mataku kian mengalir
Meratapi nasib kau tinggalkan

Hati tertutup kian terbuka
Menyantap roti isi mentega
Maafkan daku membuat luka
Walau tak pernah ku menduga

Pergi jauh namun tak lama
Pulang kampung numpang makan
Bukan maafmu tak kuterima
Sulit hatiku tuk lupakan

Mulut bisu matapun buta
Hati berkata telinga terbuka
Jangan sangka ku tak menderita
Aku pun sakit melihat kau luka

4. Roti lezat ditambah madu
Tuan gemas mencubit pipi
Aku tak kuat menahan rindu
Tengoklah aku walau dimimpi

Anak gadis menangis sendu
Terjepit pintu oleh sang tamu
bukan aku tak merindu
Tapi ku harus lupakanmu

Hidung gatal terkena debu
Pipi merah menahan malu
Hancur hati lihat sikapmu
Kembalilah seperti dulu

Tubuh sehat meminum susu
Ibu senang anak bermain
aku harus tinggalkanmu
Karna kau sudah dengan yang lain

5. Mencari ikan di tengah rawa
Perut perih menahan lapar
Mulut tak bisa menahan tawa
Lihat keningmu yang sangat lebar

Walau pening pergi ke pasar
Jalan pulang tak tau kemana
Walau kening tumbuh lebar
Asal hidung tumbuh sempurna

Anak baru gayanya tengil
Tak pernah tau rasa terluka
Meski hidung terlihat mungil
Tapi lelaki banyak yang suka

Buah pisang tersusun rapi
Tapi sayang rasanya pahit
Seumur hidup baru begini
Punya kawan pedenya selangit

6. Tenggorokan gatal karena batuk
Beli obat pergi ke pasar
membuka buku terasa kantuk
Membuka handphone terasa segar

Hatinya keras bagaikan karang
Walau paras seindah berlian
Anak muda zaman sekarang
Hanya belajar jika ada ujian

Setia menunggu di depan pagar
Berharap engkau segera pulang
Bukanku tak mau belajar
Tapi rasa malas selalu datang

Hati cemas sungguh terasa
Berharap pesan cepat kau balas
Bagaimana nasib bangsa
Jika muda sudah pemalas

7. Tertusuk duri terasa perih
Sembuh sendiri tak perlu obat
Sakit hatiku karna kekasih
Senang jiwaku karna sahabat

Paling segar buah semangka
Merah merekah ketika terbuka
Cepatlah hapus segala duka
ku tak mau melihat kau luka

Sangatlah pahit meminum jamu
Jamu ditumbuk memakai batu
Terasa sempurna memilikimu
Selalu ada di setiap waktu

Niat hati ingin berburu
Karna kesal baru di pecat
Aku berjanji tuk disampingmu
Bukankah itu guna sahabat ?

8. Mendaki gunung begitu tinggi
Melihat kakek tua sedang bertapa
Kan kutunggu kau di tempat ini
Ditempat awal kita berjumpa

Dinginnya hujan membuat kaku
Baru tersadar pintu terbuka
Jangan terlalu mengharapkanku
Ku tak ingin jatuh terluka

Hati berdegup bertemu calon mertua
Pantang menyerah meminta restu
Berilah aku kesempatan kedua
Ku berjanji tak akan sakitimu

Buah durian tanpa biji
makan banyak membuat mabuk
Tak perlu kau ucapkan janji
Karna ku tahu janjimu busuk

9. Patung mahal karena antik
Ingin membeli takut tertipu
Wahai engkau sang gadis cantik
Beruntungnya daku memilikimu

Kerja keras raih impian
Hati yakin tak pernah ragu
Akupun sama demikian
Merasa beruntung bersamamu

Air kolam penuh terisi
Ikan-ikan akhirnya laku
Sungguh indah dunia ini
Jika kau berada di dekatku

Yakinlah tercapai angan dan cita
Belajar yang benar jangan semaunya
Kita berjumpa karena cinta
Jangan berani mendustainya

9. Malam terang karena lampu
Semakin terang karena baru
senang hati kenal denganmu
Apalagi menjadi kekasihmu

Mulut pedas memakan sambal
Perut sakit kian melarat
Baru bertemu sudah menggombal
Ku yakin kau buaya darat

Kain sobek perlu ditambal
Pergi jauh beli di Cina
Bukanku ingin menggombal
Hanya mungkin terpesona

Pembantu pergi di usir tuannya
Rumah kotor tak lagi bersih
Terimakasih atas pujiannya
Tapi ku sudah punya kekasih

10. Akhirnya sampai di Monaria
Isi kepala terasa berdengung
sulit punya teman pria
Yang gengsinya sebesar gunung

Pasar malam di pusat kota
Hati senang dibelikan kain
sulit punya teman wanita
Yang cengengnya bukan main

Sakit kaki tendang kaleng
Tak berdarah hanya membiru
Jangan katakan aku cengeng
Jika alasan menangis itu kamu

Lama menunggu sampai di tepian
Lelah terganti lihat jamuan
Jika kau katakan aku gengsian
Tak mungkin maaf ku ucapkan

11. Sepotong roti untuk sarapan
Ditambah pula sebuah labu
Doaku hanya untuk kalian
Hanya untuk ayah dan ibu

Nasi telah menjadi bubur
Hujan menjadi pelangi indah
Ibu dan ayah selalu bersyukur
Punya anak taat ibadah

Lega hati dapat tertawa
Tangis terhenti tak terduga
Sekuat tenaga tak buat kecewa
Sekuat hati membuat bangga

Hobi baru kini berenang
Tapi jangan saat puasa
Ibu dan ayah selalu senang
lihat engkau tumbuh dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar