Selasa, 03 Desember 2013

Pertemuan Singkat

Aku pikir, aku tak akan pernah merindukan hujan setelah musimnya telah tergantikan.
Aku pikir, aku tak akan pernah kedinginan setelah panas telah menggantikannya.
Dan, aku pikir, aku tak akan pernah kehilangan setelah Tuhan menakdirkannya untuk pergi.

Jauh sebelum hujan pergi bersama tergantinya musim yang telah di takdirkan Tuhan, aku selalu beranggapan bahwa rasa cintaku pada hujan ini hanyalah sebatas perasaan sesaat.
Perasaan yang mudah untuk hilang dengan sendirinya. Perasaan yang mudah untuk terganti dengan sesukanya. Dan perasaan yang mudah untuk mati setelah perasaan lain mulai tumbuh.
Namun semua salah! Karena hujan selalu pantas untuk dirindukan.

Aku begitu menikmati aroma tanah, ketika air hujan mulai membasahinya. Aroma yang begitu khas, merasuk dalam indra penciumanku membuatku tak ingin menutup jendela, walau angin meniupkan dinginnya hingga membuat telapak kaki terasa kaku. Tuhan begitu istimewa.

Aku begitu meresapi atas suara-suara merdu yang di ciptakan oleh hujan dan begitu terdengar lebih menarik ketika berpadu dengan suara petir yang menggelegar. Walau tak jarang telapak tangan ini dengan tak sadar menutup indra pendengaranku, namun setelah itu, semua terganti oleh senyuman. Tuhan begitu luar biasa.

Dan aku begitu terfokuskan dengan pemandangan indah yang selalu hujan pertunjukan. Indra pengelihatanku begitu terasa dimanjakan dengan apa yang terjadi di balik jendela rumahku. Air kolam begitu riuh bergemericik karena hujan, membuat ikan-ikan kecil seakan bernari-nari mengikuti irama. Serta tanah yang menjadi tempat akar tumbuhan hidup seaakan mendapat banyak asupan kesegaran. Tuhan begitu menarik.

Walaupun tak jarang, hujan menjadi penggagal atas apa yang telah manusia rencanakan sebelumnya.
Walaupun tak jarang, hujan menjadi penyebab beberapa tangis pecah karena adanya kehancuran.
Dan, walaupun tak jarang, hujan selalu menjadi penghalang untuk kamu menemui aku.
Namun, tak sepantasnya kita membenci hujan. Karena hujan adalah bentuk dari nikmat yang telah Tuhan berikan.
Karena hujan selalu punya makna jika kita mampu menerimanya dengan fikiran positif. Dan,
Karena Tuhan selalu lebih tahu atas apa yang paling baik untuk umatnya.

Sekarang aku yakin perasaan yang tumbuh padamu ini seperti perasaanku pada hujan.
Awalnya aku fikir, tak akan pernah ada lagi rindu walau seseorang telah menggantikan posisimu.
Awalnya aku fikir, tak akan pernah ada lagi hampa walau seseorang telah menemaniku.
Dan, awalnya aku fikir, tak akan pernah ada lagi kehilangan setelah kau harus kembali pergi.
Namun semua itu salah! Karena kau selalu pantas untuk kurindukan.

Walau pertemuan kemarin begitu singkat, namun itu amat sangat mengesankan.
Terimakasih atas kunjunganmu.
Terimakasih atas kehangatanmu.
Dan, terimakasih atas segala bentuk sikap yang kau berikan padaku.
Sungguh telah lama aku merindukan hal itu.
Aku berharap,
Semoga waktu tak terlalu lama lagi memisahkan kita.
Semoga takdir Tuhan mengatakan kita akan tetap bersama.
dan semoga kamu tahu, aku selalu merindukan kedekatan kita.
Seperti aku yang selalu merindukan hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar